Direktur Teknik PSSI Pieter Huistra menilai, untuk menjadi pemain matang di level senior tak harus punya nama mentereng saat bermain di level junior. Menurutnya, level junior harus dijadikan proses pembinaan untuk nantinya membentuk pemain tersebut bersinar saat bermain dilevel senior.
Hal itu disampaikan pria asal Belanda tersebut saat menjadi pembicara Workshop dan Diskusi PSSI bertema "Sudah Kerja Apa Saja PSSI?" di ruang konferensi pers SUGBK, Jakarta, Senin (15/12).
"Meraih juara saat level junior tidak terlalu penting. Hal yang utama proses pembinanaan pemain agar membentuk pemain tersebut bersinar saat bermain di level senior," ujar Huistra.
Ia menilai dengan proses pembinaan dengan program latihan yang tepat tentunya tak mustahil di level senior akan didapatkan. Salah satu yang ia berikan contoh yakni negara Uruguay yang baik dalam melakukan pembinaan dalam sepakbola.
"Uruguay contohnya mereka tidak terlalu banyak penduduknya. Tapi mereka mengelola pembinaan dengan cukup baik dan terlihat mereka selalu menembus 10 besar peringakt FIFA," tambahnya.
Hal itu juga diamini, oleh Ganesha Putra selaku praktisi sepakbola sekaligus direktur operasional akademi Villa 2000 mengatakan banyak pemain sepakbola yang sukses sekarang tak sukses saat bermain di level junior.
"Itu menjadi permasalahan pertama. Ada visi bahwa kemenangan atau juara adalah segala-galanya. Itu kesalahan terbesar di sepak bola usia muda. Contoh Pieter Huistra yang pernah melatih Belanda U-17, mereka gagal total disana namun banyak pemain bintangnya yang muncul saat senior salah satunya Ron Vlaar, yang terpenting level junior untuk membangun masa depan," tambah Ganesha.
0 komentar :
Posting Komentar